Wednesday, November 18, 2009

Mujahadatunnafs (Mengendalikan Diri)


Di dalam kehidupan ini setiap insan bertarung dengan dirinya sendiri. Adakalanya ia menang dan adakalahnya ia kalah atau ia tetap dalam pertarungan yang
tiada henti. Memang pertarungan ini tidak akan berhenti sehingga ajal
menjemputnya. Allah Berfirman:

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا. َفَأْلهَمَهَا ُفجُورَهَا وَتَقْوَاهَا. قدْ َأفَْلحَ مَنْ زَكَّاهَا وََقدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

Demi diri manusia dan Yang menyempurnakan kejadiannya (dengan kelengkapan yang sesuai dengan keadaannya); Serta mengilhamkannya (untuk mengenal) jalan yang membawanya kepada kejahatan, dan yang membawanya kepada takwa; Sesungguhnya bahagialah orang yang menjadikan dirinya bersih dan bertambah bersih (dengan iman dan amal kebajikan), Dan sesungguhnya hampalah orang yang menjadikan dirinya kotor dan terbenam dalam kekotoran maksiat. (Asy-Syams:7-10)

Inilah yang terkandung dalam sabda yang diisyaratkan oleh beliau saw:

تعرض الفتن على القلوب كالحصير عودا عودا فأيما قلب أشرﺑﻬا نكت فيها نكتة السوداء وأيما قلب أنكرها نكت فيها نكتة بيضاء حتى تصير على أحد قلبين :على أبيض مثل الصفاة فلا تضره فتنة والآخر أسود مربادا لا يعرف معروفا ولا ينكر منكرا

Fitnah akan melekat di hati manusia bagaikan tikar yang dianyam secara tegak-menegak antara satu sama lain. Hati yang dihinggapi oleh fitnah, niscaya akan terlekat padanya bintik-bintik hitam. Begitu juga jika hati yang tidak dihinggapinya, akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehingga hati tersebut terbahagi dua: Sebagiannya menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada. Adapun sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan seperti bekas tembaga berkarat, tidak menyuruh pada kebaikan dan tidak pula melarang kemungkaran. (Muslim dari Huzaifah bin Yaman)

Dalam pertarungan menghadapi nafsu manusia terbagi pada 3 golongan:

1. Golongan yang tunduk mengikut hawa nafsu mereka.

Mereka hidup dengan kemaksiatan di atas muka bumi ini dan ingin hidup kekal di dunia. Mereka adalah orang-orang kafir dan orang yang mengikuti jejak langkah mereka. Golongan ini lupa dan lalai (kebesaran dan nikmat) Allah, lalu Allah juga membiarkan mereka. Di dalam Al-Quran Allah menyifatkan mereka sebagai orang yang mempertuhankan hawa nafsu, Allah berfirman:

َأَفرََأيْتَ مَنِ اتَّخَذ إَِلهَهُ هَوَاهُ وََأضَلَّهُ اللَّهُ عََلى عِلْمٍ وَخَتَمَ عََلى سَمْعِهِ وََقلْبِهِ وَجَعَ َ ل عََلى بَصَرِهِ غِشَاوًَة َفمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ َأَفَلا تَذَكَّرُون

“Dengan yang demikian, bagaimana fikiranmu (wahai Muhammad) terhadap orang yang menjadikan hawa nafsunya: Tuhan yang dipatuhinya dan dia pula disesatkan oleh Allah karena diketahui-Nya (Bahwa dia tetap kufur ingkar) dan ditulikan pula atas pendengarannya dan hatinya serta ada lapisan penutup atas penglihatannya? Maka siapakah lagi yang dapat memberi hidayat petunjuk kepadanya sesudah Allah (menjadikan dia demikian)? Oleh karena itu, mengapa kamu (wahai orang-orang yang ingkar) tidak ingat dan insaf?. (Al-Jathiyah:23)

2. Golongan yang bermujahadah dan bertarung menentang hawa nafsunya.

Dalam menentang hawa nafsunya ada kalanya golongan ini mencapai kemenangan dan ada kalanya mereka kalah. Namun apabila terlibat dalam kesalahan mereka segera bertaubat. Begitu juga bila mereka melakukan maksiat mereka segera sadar dan menyesal serta memohon ampun kepada Allah. Allah berfirman:

وَالَّذِينَ إِ َ ذا َفعَلُوا فَاحِشًَة َأوْ َ ظَلمُوا َأنْفُسَهُمْ َ ذ َ كرُوا اللَّهَ فَاسْتَغَْفرُوا لِ ُ ذنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وََلمْ يُصِرُّوا عََلى مَا َفعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُو ن

“Dan juga orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka segera ingat kepada Allah lalu memohon ampun akan dosa mereka dan sememangnya tidak ada yang mengampunkan dosa-dosa melainkan Allah dan mereka juga tidak meneruskan perbuatan keji yang mereka telah lakukan itu, sedangkan mereka mengetahui (akan salahnya dan akibatnya). (Ali Imran :135)

3. Golongan yang berada dalam genggaman syetan dan hawa nafsu sebagaimana bola berada di tangan anak kecil. Mereka menyerah diri mereka bulat-bulat kepada syetan dan hawa nafsu.

Inilah golongan yang dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya:

كل بني آدم خطاء وخيرا الخطاءين التوابون

“Setiap anak Adam (manusia) itu melakukan kesalahan, sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan (dosa) ialah mereka yang bertaubat. (Ahmad dan Tirmizi)

Sehubungan dengan pengertian inilah diriwayatkan satu kisah oleh Wahab Bin Munabbih yang mengatakan: “Sesungguhnya Iblis pernah bertemu dengan Nabi Allah Yahya bin Zakaria a.s, lalu Nabi Zakaria a.s berkata kepada Iblis: “Ceritakan kepadaku tabiat perangai manusia menurut pandangan kamu”. Lalu Iblis menjawab:

1. Golongan pertama dari manusia ialah seperti kamu ini. Mereka ini terpelihara (dari kejahatan dan dosa).

2. Golongan yang kedua adalah mereka yang berada dalam genggaman kami sebagaimana bola berada di tangan anak-anak kamu. Mereka menyerah diri mereka bulat-bulat kepada kami.

3. Golongan yang ketiga ialah golongan yang sangat sukar untuk kami kuasai mereka. Kami menemui salah seorang dari mereka dan kami berhasil memperdayakannya dan mencapai hajat kami tetapi ia segera memohon ampun (bila ia sadar) dan dengan istighfar itu rusaklah apa yang kami dapati darinya. Maka kami tetap tidak berputus asa untuk menggodanya dan kami tidak akan mendapati hajat kami tercapai.


bersambung ...........

 

©2009 Institut Iqra | by TNB